Saya sangat terinspirasi sekaligus persyukur bahwa ternyata banyak
orang yang mengambil keputusan yang "aneh" keluar dari zona
kenyamanan. Tidak mudah mengambil keputusan seperti itu. Ternyata
Andy Noya juga termotivasi dengan kisah yang diceritakan di dalam buku
Who Move My Chese... yang dulu juga memotivasi saya untuk membuat
keputusan menjadi FREEDOM AT 40.
Selamat menikmati dan semoga anda juga termotivasi.
Taufik Arifin
LENTERA JIWA
source: http://kickandy. com/?ar_id= MTEzOA==
Banyak yang bertanya mengapa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin
redaksi Metro TV. Memang sulit bagi saya untuk meyakinkan setiap
orang yang bertanya bahwa saya keluar bukan karena ¡pecah kongs
dengan Surya Paloh, bukan karena sedang marah atau bukan dalam
situasi yang tidak menyenangkan. Mungkin terasa aneh pada posisi
yang tinggi, dengan power yang luar biasa sebagai pimpinan sebuah
stasiun televisi berita, tiba-tiba saya mengundurkan diri.
Dalam perjalanan hidup dan karir, dua kali saya mengambil keputusan
sulit. Pertama, ketika saya tamat STM. Saya tidak mengambil peluang
beasiswa ke IKIP Padang. Saya lebih memilih untuk melanjutkan ke
Sekolah Tinggi Publisistik di Jakarta walau harus menanggung sendiri
beban uang kuliah. Kedua, ya itu tadi, ketika saya memutuskan untuk
mengundurkan diri dari Metro TV.
Dalam satu seminar, Rhenald Khasali, penulis buku Change yang saya
kagumi, sembari bergurau di depan ratusan hadirin mencoba
menganalisa mengapa saya keluar dari Metro TV. Andy ibarat ikan di
dalam kolam. Ikannya terus membesar sehingga kolamnya menjadi
kekecilan. Ikan tersebut terpaksa harus mencari kolam yang lebih
besar.
Saya tidak tahu apakah pandangan Rhenald benar. Tapi, jujur saja,
sejak lama saya memang sudah ingin mengundurkan diri dari Metro TV.
Persisnya ketika saya membaca sebuah buku kecil berjudul Who Move My
Cheese.Bagi Anda yang belum baca, buku ini bercerita tentang dua
kurcaci. Mereka hidup dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju.
Kurcaci yang satu selalu berpikiran suatu hari kelak keju di tempat
mereka tinggal akan habis. Karena itu, dia selalu menjaga stamina
dan kesadarannya agar jika keju di situ habis, dia dalam kondisi
siap mencari keju di tempat lain. Sebaliknya, kurcaci yang kedua,
begitu yakin sampai kiamat pun persediaan keju tidak akan pernah
habis.
Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak
sahabatnya untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat
lain. Sang sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya dipindahkan
oleh seseorang dan nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena
itu tidak perlu mencari keju di tempat lain. Dia sudah merasa
nyaman. Maka dia memutuskan menunggu terus di tempat itu sampai
suatu hari keju yang hilang akan kembali. Apa yang terjadi, kurcaci
itu menunggu dan menunggu sampai kemudian mati kelaparan. Sedangkan
kurcaci yang selalu siap tadi sudah menemukan labirin lain yang
penuh keju. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan di tempat lama.
Pesan moral buku sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita merasa
nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna
menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar. Mereka yang
tidak mau berubah, dan merasa sudah nyaman di suatu posisi, biasanya
akan mati digilas waktu.
Setelah membaca buku itu, entah mengapa ada dorongan luar biasa yang
menghentak-hentak di dalam dada. Ada gairah yang luar biasa yang
mendorong saya untuk keluar dari Metro TV. Keluar dari labirin yang
selama ini membuat saya sangat nyaman karena setiap hari keju itu
sudah tersedia di depan mata. Saya juga ingin mengikuti lentera jiwa
saya. Memilih arah sesuai panggilan hati. Saya ingin berdiri sendiri.
Maka ketika mendengar sebuah lagu berjudul Lentera Hati yang
dinyanyikan Nugie, hati saya melonjak-lonjak. Selain syair dan pesan
yang ingin disampaikan Nugie dalam lagunya itu sesuai dengan kata
hati saya, sudah sejak lama saya ingin membagi kerisauan saya kepada
banyak orang.
Dalam perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang
merasa tidak bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan
saya, yang sudah menduduki posisi puncak di suatu perusahaan
asuransi asing, mengaku tidak bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan
jabatan ternyata tidak membuatnya bahagia. Dia merasa lentera
jiwanya ada di ajang pertunjukkan musik. Tetapi dia takut untuk
melompat. Takut untuk memulai dari bawah. Dia merasa tidak siap jika
kehidupan ekonominya yang sudah mapan berantakan. Maka dia menjalani
sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia tidak bahagia.
Ketika diminta untuk menjadi pembicara di kampus-kampus, saya juga
menemukan banyak mahasiswa yang tidak happy dengan jurusan yang
mereka tekuni sekarang. Ada yang mengaku waktu itu belum tahu ingin
menjadi apa, ada yang jujur bilang ikut-ikutan pacar (yang
belakangan ternyata putus juga) atau ada yang karena solider pada
teman. Tetapi yang paling banyak mengaku jurusan yang mereka tekuni
sekarang -- dan membuat mereka tidak bahagia -- adalah karena
mengikuti keinginan orangtua.
Dalam episode Lentera Jiwa (tayang Jumat 29 dan Minggu 31 Agustus
2008), kita dapat melihat orang-orang yang berani mengambil
keputusan besar dalam hidup mereka. Ada Bara Patirajawane, anak
diplomat dan lulusan Hubungan Internasional, yang pada satu titik
mengambil keputusan drastis untuk berbelok arah dan menekuni dunia
masak memasak. Dia memilih menjadi koki. Pekerjaan yang sangat dia
sukai dan menghantarkannya sebagai salah satu pemandu acara masak-
memasak di televisi dan kini memiliki restoran sendiri. Saya sangat
bahagia dengan apa yang saya kerjakan saat ini, ujarnya. Padahal,
orangtuanya menghendaki Bara mengikuti jejak sang ayah sebagai
dpilomat.
Juga ada Wahyu Aditya yang sangat bahagia dengan pilihan hatinya
untuk menggeluti bidang animasi. Bidang yang menghantarkannya
mendapat beasiswa dari British Council. Kini Adit bahkan membuka
sekolah animasi. Padahal, ayah dan ibunya lebih menghendaki anak
tercinta mereka mengikuti jejak sang ayah sebagai dokter.Simak juga
bagaimana Gde Prama memutuskan meninggalkan posisi puncak sebuah
perusahaan jamu dan jabatan komisaris di beberapa perusahaan.
Konsultan manajemen dan penulis buku ini memilih tinggal di Bali dan
bekerja untuk dirinya sendiri sebagai public speaker.
Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam
kehidupan yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak
yang tidak tahu bagaimana cara mencapainya.
Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di bidang yang
dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu
gembira dalam menikmati hidup. Bagi saya, bekerja itu seperti
rekreasi. Gembira terus. Nggak ada capeknya, ujar Yon Koeswoyo,
salah satu personal Koes Plus, saat bertemu saya di kantor majalah
Rolling Stone. Dalam usianya menjelang 68 tahun, Yon tampak penuh
enerji. Dinamis. Tak heran jika malam itu, saat pementasan
Earthfest2008, Yon mampu melantunkan sepuluh lagu tanpa henti.
Sungguh luar biasa. Semua karena saya mencintai pekerjaan saya.
Musik adalah dunia saya. Cinta saya. Hidup saya, katanya.
Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah
mereka yang sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab
mereka sudah menemukan lentera jiwa mereka.
Friday, August 29, 2008
Saturday, August 23, 2008
Ratap Gadis Suayan...
tulah judul CERPEN Kompas minggu 24 Agus 2008 ini...
Seperti tidak percaya ketika saya membaca judul tersebut di dalam mobil sambil
menunggu isteri saya menemui seorang teman di Taman Giriloka BSD City.
Kata SUAYANlah yang membuat hati-hati berdebar-debar karena Suayan adalah
nama "negera" tetangga kampung saya nun jauh di tengah-tengah ranah Minang.
Hati ini selalu saja berdegup kencang ketika ada sesuatu berita atau informasi
mengenai kampung halaman apakah kondisi kampungnya ataukah orang-orang kampung
saya yang menjadi berita nasional.
Nama Suayan tertulis di Kompas koran terbesar di Indonesia, bagi saya itu suatu prestasi
berita yang mengagumkan. Karena tidaklah mudah untuk memasukkan sebuah
berita/cerita ke koran besar kalau bukan ada hal-hal yang istimewa.
Isi Cerpen sangat sesuai dengan isi lagu tradisonal minang yang hampir sama
dengan judulnya "Ratok Suayan" yang sangat terkenal, mungkin hampir semua
penggemar lagu-lagu saluang tradisional Minang pasti menyukainya.
Cerpen bercerita tentang nasib seorang wanita muda nan rancak bernama Raisya
yang "dijual mamaknya" kepada seorang juragan damar dan gambir untuk
membayar hutang-hurangnya pada sang juragan. Dinisilah nasib malang menimpa
si molek Raisya.. selanjutnya anda bisa baca disini (atau baca Kompas atau
Cerpen ini ditulis oleh sdr. Damhuri Muhammad, salam kenal saya untuk Anda.
Cerpan yang menarik, terima kasih atas tulisannya.... kami tunggu tulisan anda
berikutnya. Apoko awak ko urang Suayan sdr Damhuri?
Untuk sekedar mengingatkan isi lagu Ratok Suayan saya cuplikan text lagi
yang dimuat di dalam Palanta Minang Rantaunet
Seperti tidak percaya ketika saya membaca judul tersebut di dalam mobil sambil
menunggu isteri saya menemui seorang teman di Taman Giriloka BSD City.
Kata SUAYANlah yang membuat hati-hati berdebar-debar karena Suayan adalah
nama "negera" tetangga kampung saya nun jauh di tengah-tengah ranah Minang.
Hati ini selalu saja berdegup kencang ketika ada sesuatu berita atau informasi
mengenai kampung halaman apakah kondisi kampungnya ataukah orang-orang kampung
saya yang menjadi berita nasional.
Nama Suayan tertulis di Kompas koran terbesar di Indonesia, bagi saya itu suatu prestasi
berita yang mengagumkan. Karena tidaklah mudah untuk memasukkan sebuah
berita/cerita ke koran besar kalau bukan ada hal-hal yang istimewa.
Isi Cerpen sangat sesuai dengan isi lagu tradisonal minang yang hampir sama
dengan judulnya "Ratok Suayan" yang sangat terkenal, mungkin hampir semua
penggemar lagu-lagu saluang tradisional Minang pasti menyukainya.
Cerpen bercerita tentang nasib seorang wanita muda nan rancak bernama Raisya
yang "dijual mamaknya" kepada seorang juragan damar dan gambir untuk
membayar hutang-hurangnya pada sang juragan. Dinisilah nasib malang menimpa
si molek Raisya.. selanjutnya anda bisa baca disini (atau baca Kompas atau
Cerpen ini ditulis oleh sdr. Damhuri Muhammad, salam kenal saya untuk Anda.
Cerpan yang menarik, terima kasih atas tulisannya.... kami tunggu tulisan anda
berikutnya. Apoko awak ko urang Suayan sdr Damhuri?
Untuk sekedar mengingatkan isi lagu Ratok Suayan saya cuplikan text lagi
yang dimuat di dalam Palanta Minang Rantaunet
Ratok Gadih Suayan
Yolai yo.....oi, oi Suayan tanahnyo tinggi dibaliak bukik sarang alang
disinan ambo... balia gan...
Sajak indak bamandeh lai yo mak.... badan ambo batingga surang karantau
nasib den kadu...u....gan oi....
Oi.... lala oi......karantau nasib dikadu...uu...gan oi..oi......
Sajak indak baniru laduang joa lah bareh kaditampi, sajak paningga mande
kanduang kamalah badan ka babiri yoiii...
Oi lala yoi kamalah badan ka babi....i...ri oi...
Yo la yoooi oi bialah denai nak kapakan ari nan sadang tangah ari lah
ka pulang ba darok sanjo,
bialah badan nak bajalan yo lai... badan indak bamande lai, lai dunsanak
malenga...a...h gan oi...,
oi gajai oi.... lai dunsanak malengah gan oi.....
Sajak indak badan bagaluak joalae aia ka ditimbo
sajak indak badan ba induak badan ka kuli dek nan kayo oi...
oi gajai oi oi... badan ka kuli dek nan ka....yo oi........
Yo la yoi.... sajak ditaun 71 disinan ambo jadi anak dendang denai di
Suayan asa nyo kampua...ng,
sajak indak ayah jo ibu yo lai...badan ambo kumari pai lai bamamak
malenga....a....h gan oi...
oi.. lalai.. oi.... Lai bamamak malengah gan.
Rumpuik saruik panjang lah baa lah payah pandan maladuang an
iduik bansaik sanang lah baa lah payah badan mananggu....u....ang gan
oi.....
oi lala yoi ... lah payah badan manangguang gan... oi.
Yo... lai oi... oi galodo gunuang marapi karugian rang tanah data
tampak nan dari... pandakian....
Lah sanang ijuak jadi tali yo mak, anau di lurah ka dikana putian badan
basasa gan oi.
Oi gajai oi putian badan basasa gan oi.
Oi baalah pandan den isuak di ngayam dilapiak bunta oi baa lah badan den
isuak ka tabariang di pondok tingga oi
Oi ....gajai oi....ka tabariang di pondok ti..ngga......
Yo lai oi. Mulo cubadak diladanggan nan den ambiak sado nan mudo lah
nan tingga bia nak masak....
Mulo nyo anak den gadang gan yo lai... kapambimbian mande kok tuo mande
nan indak ba dunsanak oi ...
oi lalai oi mande dek indak badunsanak oi...
oi dek pandai denai baladang alah saparak pisang manih,
oi dek pandai badan batenggang muluik galak ati mana...a....ngih.....
oi.....
oi lala oi...... Muluik galak ati manangih yoe....
Sunday, August 10, 2008
Isteri Kedua atau Kawin Lagi!
Sejak 2 tahun terakhir ada fenomena baru di tengah masyarakat kita yaitu kawin lagi atau punya isteri kedua. Tak tahu siapa yang memulainya, ataukah mereka mengikuti Aa Gym yang secara resmi melaporkan statusnya menikahi isteri keduanya sekitar 2 tahun lalu, entahlah.
Saya mempunyai 3 orang teman dekat yang menikah lagi (banyak juga ya...) saya mengenal mereka dengan baik. Karena saya dekat dengan mereka maka my wife senantiasa wanti-wanti agar tidak terlalu dekat dengan mereka agar tidak ketularan... he...he...he...
Bagi orang Islam menikah lagi atau memiliki isteri lebih dari satu itu halal dan dibolehkan asalkan dengan alasan yang baik dan tujuannya juga baik misalnya untuk menyelamatkan diri perbuatan dosa (zina) karena keinginan syahwat yang tidak terkendali. Atau juga karena ingin menolong orang lain wanita yang dikawini dan keluarganya. Atau alasan-alasan yang baik lainnya. Namun perlu dipertimbangkan bahwa seorang laki-laki yang memiliki isteri labih dari satu harus bisa bersikap adil di dalam semua hal ini, inilah yang tidak mudah.
Bagaimana rasanya punya isteri 2.
Berikut ini saya tuliskan beberapa pengalaman yang diceritakan oleh teman-teman saya ini karena saya sendiri belum berpengalaman....
Teman A menikah lagi sudah sejak 3 tahun yang lalu secara diam-diam tanpa sepengetahuan isteri pertama dan baru beberapa bulan yang lalu memberitahu isteri pertamanya. Sudah barang tentu sang isteri shock berat mendengarnya. Entah bagaimana caranya teman A ini bisa mengatasi masalah sehingga sampai saat ini rumah tangga mereka masih berjalan seperti biasa (kelihatannya). Teman ini bercerita bahwa dia sering dibuat pusing oleh ke dua isterinya ini. Di satu sisi ia ingin menjaga perasaan isteri- isterinya tapi tidak mudah. Isteri kedua awalnya bisa mengalah tapi kadang-kadang sering pula tidak sabar. Sehingga teman A ini harus pandai-pandai "membawakan diri" agar salah satu isteri tidak mengetahui situasi di isteri yang lain. Setiap hari teman A ini harus menjalani hidup seperti itu. Ini sesuai dengan cerita yang pernah disampaikan oleh seorang klien yang mempunyai isteri dua beliau bilang "setiap hari harus banyak berbohong" agar semuanya bisa berjalan baik.
Teman yang lain sebut saja teman B, dia lebih beruntung karena isteri pertamanya mengizinkan dia menikah lagi dan bahkan isterinya yang mencarikan seorang wanita muda dan cantik pula. Dari segi izin teman ini tidak ada masalah. Masalah timbul setelah menikah, isteri pertama sering uring-uringan kalau teman B terlalu lama di rumah isteri muda, "kok disana melulu sih, kan disini banyak anak-anaknya yang perlu dibantu". Sebaliknya pada saat teman B tinggal di isteri pertama, isteri muda komplain " kok disana melulu sih, aku kan sendirian disini"Terus lain waktu isteri muda minta untuk tinggal di rumahnya karena papa dan ibu (mertua teman B) datang dan ingin bertemu.
Teman lain lagi sebut saja C, dia menikahi isteri ke 2 secara diam-diam dan sudah bisa ditebak isteri pertama pasti marah. Tapi dengan alasan karena isteri pertama tidak bisa punya anak akhirnya dia bisa menerima. Namun persoalan tetap ada, teman ini setiap hari harus bisa berakrobat kata dan tindakan.
Ada pengalaman yang menarik yang sangat pelik yang terjadi. Pada satu saat salah satu anggota keluarga teman C menikah di kampung mereka di luar kota. Isteri pertama punyai ide smart (mungkin untuk menarik perhatian mertua) jauh hari sebelum acara pernikahan dia sudah sampai di rumah mertua dan membantu persiapan acara disana. Teman C panik karena tadinya dia tidak akan mengajak isteri pertama tapi isteri kedua sekalian ingin memperkenalkannya kepada anggota keluarga. Tapi apa mungkin tetap mengajak isteri kedua, bisa-bisa terjadi perang dunia ketiga ditempat pesta. Teman C bingung dan akhirnya dia putuskan tidak hadir di acara itu, tapi ini membuat orang tuanya marah besar karena dia sebagai wakil keluarga seharusnya hadir dipernikahan itu. Teman C semakin pusing, sementara isteri kedua tidak mengizinkannya pergi. Wah....pusiiiiiing.
Akhirnya dia putuskan tetap tidak jadi berangkat dan sebagai kompensasinya dia harus mengirimkan uang yang lebih banyak untuk membantu acara itu dan sekaligus untuk menghibur hari orang tuanya.
Bagaimana rasanya jika anda ada di dalam situasi seperti itu setiap hari. Anda senantiasa berada di zona perang yang tiada henti setiap hari. Yang lebih parah lagi andalah yang menjadi penyebab terjadinya perang itu. Anda jugalah yang menjadi "korban" dari perang itu.
Sementara itu anda harus juga bekerja mencari nafkah dan mengurusi bisnis anda yang semakin hari semakin pelik. Apa lagi penghasilan harus di bagi dua segala, setengan untuk isteri pertama dan setengahnya lagi untuk isteri ke dua terus anda dapat apa?..... yah habis deh.
Teman A pernah bercerita bahwa setelah menikah ini rezki bertambah banyak, mudah-mudahan demikian adanya.
Bagaimana kalau kondisinya sebaliknya, rezki lagi berkurang atau pendapatan turun sementara biaya hidup meningkat 2 kali? Ini mungkin saja terjadi, sepertinya salah satu teman saya tadi mengalami hal itu dimana bisnisnya sedang mengalami penurunan, anda bisa bayangkan bagaimana situasinya.
Semoga tulisan ini menjadi masukan dan dipertimbangkan buat teman-teman yang ada rencana untuk menikah lagi. Kadang-kadang memang datang keinginan untuk menikah lagi, entah karena apa sebabnya. Tapi kalau tidak yakin bisa siap dan mampu untuk menjalaninya seperti kisah-kisah teman-teman saya di atas, cobalah pertimbangkan lagi niat anda. Carilah jalan keluar yang baik. Rasul pernah menasihati seorang pemuda yang ingin menikah tapi dia tidak mampu agar sang pemuda itu untuk berpuasa. Perbanyaklah puasa dan mendekat diri kepada Allah semoga diberi petunjuk dan jalan keluar yang terbaik.
Jauh lebih enak hidup dengan satu isteri, isteri yang sangat mencintai anda yang setelah sekian tahun hidup bersamanya dan tidak lagi meminta dari anda justru sekarang memberikan banyak kepada anda.
Salah satu hal yang saya tangkap dari pengalaman teman-teman tadi bahwa sekarang ini mereka kehilangan "teman abadi". Mereka tidak punya lagi teman hidup yang sejati karena masing-masing isteri tidak lagi bisa menerimanya secara utuh seperti semula, mereka menjaga jarak sehingga teman tidak lagi bisa "curhat" lepas. Akhrinya teman-teman ini terpakasa memikirkan dan menyelesaikan sendiri setiap persoalan yang timbul.
Jadi menikah lagi?.... think it over, over, over again my friends.
Saya mempunyai 3 orang teman dekat yang menikah lagi (banyak juga ya...) saya mengenal mereka dengan baik. Karena saya dekat dengan mereka maka my wife senantiasa wanti-wanti agar tidak terlalu dekat dengan mereka agar tidak ketularan... he...he...he...
Bagi orang Islam menikah lagi atau memiliki isteri lebih dari satu itu halal dan dibolehkan asalkan dengan alasan yang baik dan tujuannya juga baik misalnya untuk menyelamatkan diri perbuatan dosa (zina) karena keinginan syahwat yang tidak terkendali. Atau juga karena ingin menolong orang lain wanita yang dikawini dan keluarganya. Atau alasan-alasan yang baik lainnya. Namun perlu dipertimbangkan bahwa seorang laki-laki yang memiliki isteri labih dari satu harus bisa bersikap adil di dalam semua hal ini, inilah yang tidak mudah.
Bagaimana rasanya punya isteri 2.
Berikut ini saya tuliskan beberapa pengalaman yang diceritakan oleh teman-teman saya ini karena saya sendiri belum berpengalaman....
Teman A menikah lagi sudah sejak 3 tahun yang lalu secara diam-diam tanpa sepengetahuan isteri pertama dan baru beberapa bulan yang lalu memberitahu isteri pertamanya. Sudah barang tentu sang isteri shock berat mendengarnya. Entah bagaimana caranya teman A ini bisa mengatasi masalah sehingga sampai saat ini rumah tangga mereka masih berjalan seperti biasa (kelihatannya). Teman ini bercerita bahwa dia sering dibuat pusing oleh ke dua isterinya ini. Di satu sisi ia ingin menjaga perasaan isteri- isterinya tapi tidak mudah. Isteri kedua awalnya bisa mengalah tapi kadang-kadang sering pula tidak sabar. Sehingga teman A ini harus pandai-pandai "membawakan diri" agar salah satu isteri tidak mengetahui situasi di isteri yang lain. Setiap hari teman A ini harus menjalani hidup seperti itu. Ini sesuai dengan cerita yang pernah disampaikan oleh seorang klien yang mempunyai isteri dua beliau bilang "setiap hari harus banyak berbohong" agar semuanya bisa berjalan baik.
Teman yang lain sebut saja teman B, dia lebih beruntung karena isteri pertamanya mengizinkan dia menikah lagi dan bahkan isterinya yang mencarikan seorang wanita muda dan cantik pula. Dari segi izin teman ini tidak ada masalah. Masalah timbul setelah menikah, isteri pertama sering uring-uringan kalau teman B terlalu lama di rumah isteri muda, "kok disana melulu sih, kan disini banyak anak-anaknya yang perlu dibantu". Sebaliknya pada saat teman B tinggal di isteri pertama, isteri muda komplain " kok disana melulu sih, aku kan sendirian disini"Terus lain waktu isteri muda minta untuk tinggal di rumahnya karena papa dan ibu (mertua teman B) datang dan ingin bertemu.
Teman lain lagi sebut saja C, dia menikahi isteri ke 2 secara diam-diam dan sudah bisa ditebak isteri pertama pasti marah. Tapi dengan alasan karena isteri pertama tidak bisa punya anak akhirnya dia bisa menerima. Namun persoalan tetap ada, teman ini setiap hari harus bisa berakrobat kata dan tindakan.
Ada pengalaman yang menarik yang sangat pelik yang terjadi. Pada satu saat salah satu anggota keluarga teman C menikah di kampung mereka di luar kota. Isteri pertama punyai ide smart (mungkin untuk menarik perhatian mertua) jauh hari sebelum acara pernikahan dia sudah sampai di rumah mertua dan membantu persiapan acara disana. Teman C panik karena tadinya dia tidak akan mengajak isteri pertama tapi isteri kedua sekalian ingin memperkenalkannya kepada anggota keluarga. Tapi apa mungkin tetap mengajak isteri kedua, bisa-bisa terjadi perang dunia ketiga ditempat pesta. Teman C bingung dan akhirnya dia putuskan tidak hadir di acara itu, tapi ini membuat orang tuanya marah besar karena dia sebagai wakil keluarga seharusnya hadir dipernikahan itu. Teman C semakin pusing, sementara isteri kedua tidak mengizinkannya pergi. Wah....pusiiiiiing.
Akhirnya dia putuskan tetap tidak jadi berangkat dan sebagai kompensasinya dia harus mengirimkan uang yang lebih banyak untuk membantu acara itu dan sekaligus untuk menghibur hari orang tuanya.
Bagaimana rasanya jika anda ada di dalam situasi seperti itu setiap hari. Anda senantiasa berada di zona perang yang tiada henti setiap hari. Yang lebih parah lagi andalah yang menjadi penyebab terjadinya perang itu. Anda jugalah yang menjadi "korban" dari perang itu.
Sementara itu anda harus juga bekerja mencari nafkah dan mengurusi bisnis anda yang semakin hari semakin pelik. Apa lagi penghasilan harus di bagi dua segala, setengan untuk isteri pertama dan setengahnya lagi untuk isteri ke dua terus anda dapat apa?..... yah habis deh.
Teman A pernah bercerita bahwa setelah menikah ini rezki bertambah banyak, mudah-mudahan demikian adanya.
Bagaimana kalau kondisinya sebaliknya, rezki lagi berkurang atau pendapatan turun sementara biaya hidup meningkat 2 kali? Ini mungkin saja terjadi, sepertinya salah satu teman saya tadi mengalami hal itu dimana bisnisnya sedang mengalami penurunan, anda bisa bayangkan bagaimana situasinya.
Semoga tulisan ini menjadi masukan dan dipertimbangkan buat teman-teman yang ada rencana untuk menikah lagi. Kadang-kadang memang datang keinginan untuk menikah lagi, entah karena apa sebabnya. Tapi kalau tidak yakin bisa siap dan mampu untuk menjalaninya seperti kisah-kisah teman-teman saya di atas, cobalah pertimbangkan lagi niat anda. Carilah jalan keluar yang baik. Rasul pernah menasihati seorang pemuda yang ingin menikah tapi dia tidak mampu agar sang pemuda itu untuk berpuasa. Perbanyaklah puasa dan mendekat diri kepada Allah semoga diberi petunjuk dan jalan keluar yang terbaik.
Jauh lebih enak hidup dengan satu isteri, isteri yang sangat mencintai anda yang setelah sekian tahun hidup bersamanya dan tidak lagi meminta dari anda justru sekarang memberikan banyak kepada anda.
Salah satu hal yang saya tangkap dari pengalaman teman-teman tadi bahwa sekarang ini mereka kehilangan "teman abadi". Mereka tidak punya lagi teman hidup yang sejati karena masing-masing isteri tidak lagi bisa menerimanya secara utuh seperti semula, mereka menjaga jarak sehingga teman tidak lagi bisa "curhat" lepas. Akhrinya teman-teman ini terpakasa memikirkan dan menyelesaikan sendiri setiap persoalan yang timbul.
Jadi menikah lagi?.... think it over, over, over again my friends.
Saturday, August 9, 2008
Snapy Vs Competitor
Yah yang saya maksud adalah Snapy perusahaan layan dokumen atau business center yang terdapat di Jakarta dan sekitarnya. Saya tidak tahu ada berapa cabangnya yang saya tahu ada di Bintaro, Bendungan Hilir dan Lapangan Ros Tebet. Saya adalah pelanggan tetap Snapy hampir semua urusan cetak-mencetak yang praktis saya lakukan di toko ini. Mulai dari mendesain kartu nama, mencetak, foto kopi, menjilid, internet dan lain-lain. Meski pelayanannya belum yang terbaik tapi tapi yang diberikan oleh karyawan sangat memuaskan. Sambutan mereka yang hangat terhadap setiap pelanggan, keterampilan mereka yang prima sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang bagus dan memuaskan.
Sebagai perbandingan beberapa kali saya terpaksa tidak menggunakan Snapy karena waktu dan kebetulan saya dekat dengan perusahaan sejenis. Tapi cara pelayanan dan hasil kerjanya sangat berbeda, jauh lebih rendah dari Snapy. Padahal perusahaan ini telah melakukan investasi yang cukup besar dengan menempati ruko dan mempunyai peralatan yang canggih.
Beberapa minggu yang lalu saya "terpaksa" lagi menggunakan layanan dari toko ini. Setelah memarkir kendaraan di depan toko saya berjalan masuk dan begitu sampai di dalam saya melihat ada 4 atau 5 karyawan yang sedang duduk. Saya berhenti sambil melihat ke wajah-wajah yang sedang duduk, anehnya mereka saling melihat satu sama lain. Saya berharap ada yang menegur saya "apa yang bisa saya bantu pak" sapaan yang biasanya akan dilontarkan oleh karyawan toko ketika seorang pelanggan masuk. Tapi ini tidak ada, kelima orang tadi hanya terdiam sambil "cengengesan" dan akhirnya terpaksa saya yang bertanya kepada mereka. "mas dan mbak disini bisa print warna ga" tanya saya. Setelah itu barulah mereka melayani saya. Hasil kerjanya juga biasa-biasa saja.
Ini bukan pertama kalinya saya kecewa di jaringan toko ini (toko ini ada di Jl. Cileduk Raya dekat Budi Luhur, di Bintaro sektor V dan di CBD Cileduk). Saya sudah menggunakan jasa di 3 lokasi ini, namun saya merasa tidak dilayani dengan baik.
Nah tulisan ini bukan untuk menjatuhkan jaringan toko ini, saya hanya ingin mengambil hikmah dari pentingnya investasi di "human resource". Sebesar apapun investasi yang dilakukan untuk mesin dan tempat usaha serta promosi yang bagus tapi kalau tidak diimbangi oleh kwalitas sumber daya manusia yang baik dan system kerja yang mempunyai standar tinggi tidak akan memberikan layanan maksimal dan tentunya tidak akan memberikan keuntungan maksimal pula.
Lihatlah Snapy, setiap saat banyak sekali yang antri untuk mendapatkan pelayanan dan mereka sabar menunggu gilirannya walau harus menunggu berjam-jam. Mereka tidak peduli demi pelayanan dan hasil kerja yang bagus.
Sebagai perbandingan beberapa kali saya terpaksa tidak menggunakan Snapy karena waktu dan kebetulan saya dekat dengan perusahaan sejenis. Tapi cara pelayanan dan hasil kerjanya sangat berbeda, jauh lebih rendah dari Snapy. Padahal perusahaan ini telah melakukan investasi yang cukup besar dengan menempati ruko dan mempunyai peralatan yang canggih.
Beberapa minggu yang lalu saya "terpaksa" lagi menggunakan layanan dari toko ini. Setelah memarkir kendaraan di depan toko saya berjalan masuk dan begitu sampai di dalam saya melihat ada 4 atau 5 karyawan yang sedang duduk. Saya berhenti sambil melihat ke wajah-wajah yang sedang duduk, anehnya mereka saling melihat satu sama lain. Saya berharap ada yang menegur saya "apa yang bisa saya bantu pak" sapaan yang biasanya akan dilontarkan oleh karyawan toko ketika seorang pelanggan masuk. Tapi ini tidak ada, kelima orang tadi hanya terdiam sambil "cengengesan" dan akhirnya terpaksa saya yang bertanya kepada mereka. "mas dan mbak disini bisa print warna ga" tanya saya. Setelah itu barulah mereka melayani saya. Hasil kerjanya juga biasa-biasa saja.
Ini bukan pertama kalinya saya kecewa di jaringan toko ini (toko ini ada di Jl. Cileduk Raya dekat Budi Luhur, di Bintaro sektor V dan di CBD Cileduk). Saya sudah menggunakan jasa di 3 lokasi ini, namun saya merasa tidak dilayani dengan baik.
Nah tulisan ini bukan untuk menjatuhkan jaringan toko ini, saya hanya ingin mengambil hikmah dari pentingnya investasi di "human resource". Sebesar apapun investasi yang dilakukan untuk mesin dan tempat usaha serta promosi yang bagus tapi kalau tidak diimbangi oleh kwalitas sumber daya manusia yang baik dan system kerja yang mempunyai standar tinggi tidak akan memberikan layanan maksimal dan tentunya tidak akan memberikan keuntungan maksimal pula.
Lihatlah Snapy, setiap saat banyak sekali yang antri untuk mendapatkan pelayanan dan mereka sabar menunggu gilirannya walau harus menunggu berjam-jam. Mereka tidak peduli demi pelayanan dan hasil kerja yang bagus.
Pulang Kampung Naik Sepeda Motor?
Semenjak kenaikan harga BBM yang terakhir bulan May 2008 yang lalu semakin banyak saja orang menggunakan sepeda motor sebagai kendaraan pribadi karena bahan bakarnya yang jauh lebih irit. Di komplek saya yang penghuninya sekitar 200 keluarga hampir semuanya mempunyai sepeda motor walau mereka sudah memiliki mobil bahkan di antaranya lebih dari satu mobil. Menurut laporan bahwa sepanjang semester 1 2008 ini penjualan motor meningkat sekitar 50% dibanding tahun 2007 atau dengan total penjualan mendekat 3 juta unit!. Wow, sungguh penjualan yang luar biasa. Selain disebabkan oleh kenaikan harga BBM penjualan motor juga didongkrak oleh kemudahan di dalam mendapatkan pembiayaan dari bank dan leasing sehingga orang yang berpenghasilan rendahpun bisa mendapatkan kredit motor.
Kami juga sejak Juni lalu membeli motor Suzuki Skywave Bebek Matic, yah ternyata asyik juga menggunakan motor lebih dinamis, lebih cepat dan bebas. Waktu tempuh bisa setengahnya dari pada naik mobil dan iritnya seperempat dari naik mobil. Sebagai perbandingan dengan jumlah kunjungan dan jarak yang sama kalau menggunkan Kijang Innova rata-rata kami mengeluarkan 75 ribu tapi kalau dengan Skywave cukup 18 ribu saja atau 3 liter saja. Yah memang kenyamannya berbeda tapi semua bisa diatur. Misalnya kalau naik motor perlu proses "pengadaman" dulu setelah sampai karena memang selama dalam perjalanan panasnya luar biasa apalagi kalau macet, badan seperti direbus.
Oke mari kita ke judul di atas, pulang kampung naik sepeda motor? Kalau kampungnya tidak terlalu jauh misalnya ke sekitar pulau Jawa yah.. itu masih dalam jangkauan. Tapi bagaimana kalau pulang kampungnya ke Padang, Pekanbaru atau Medan yang jaraknya lebih dari 1,500 km, masih mungkinkah dengan menggunakan sepeda motor? Jawabnya sangat mungkin.
Saya pun sempat kaget ketika teman saya satu kampung beberapa waktu yang bercerita bahwa lebaran lalu dia kawan-kawan sebanyak 8 orang pulang kampung ke Payakumbuh SUMBAR dari Jakarta naik sepeda motor. Wow.... ini memang suatu yang mencengangkan buat saya. Dulu selama 8 tahun berturut-turut saya pulang ke Payakumbuh mengendarai mobil.. tapi capeknya minta ampun, diperlukan waktu antara 28 sampai 35 jam.
Bagaimana dengan menggunakan sepeda motor? menurut teman saya ini ternyata waktu tempuhnya juga hampir sama sekitar 35 jam. Bagaimana caranya, mereka setiap 2 atau 3 jam berhenti dan beristirahat sambil mendinginkan mesin. Pada malam hari mereka berhenti beberapa jam dan mereka banyak berjalan di siang hari.
Dari segi biaya pulang kampung dengan sepeda motor ongkosnya relatif rendah di bandingkan dengan naik mobil. Kalau dengan mobil yang rata-rata menggunakan bensin 1:10 maka untuk sekali jalan ke Payakumbuh berjarak 1,600 km diperlukan 160 liter bensin atau setara dengan 960 ribu rupiah, nah kalau naik motor diperlukan sekitar 40 liter (rata-rata 1:40) atau sekitar 240 ribu rupiah. Tapi kalau dihitung dari biaya perorangnya maka naik mobil masih lebih irit, kalau mobil dengan 7 penumpang 1 orang biayanya cuma 137,5 ribu rupiah!. Jadi mau naik apa pulang kampung kali ini? Jangan lupa diperhitungkan faktor resikonya, naik motor kalau sedikit saja oleng atau ngantuk bisa celaka.
Atau mau pulang kampung naik Moge atau Motor Gede? itu lebih asyik lagi, tapi tidak semua orang punya. Mungkin teman saya pak Yani yang bisa... Karena teman ini punya Moge jenis touring dan minggu depan ini mau tour bersama komunitasnya ke Bali naik Moge...
Kami juga sejak Juni lalu membeli motor Suzuki Skywave Bebek Matic, yah ternyata asyik juga menggunakan motor lebih dinamis, lebih cepat dan bebas. Waktu tempuh bisa setengahnya dari pada naik mobil dan iritnya seperempat dari naik mobil. Sebagai perbandingan dengan jumlah kunjungan dan jarak yang sama kalau menggunkan Kijang Innova rata-rata kami mengeluarkan 75 ribu tapi kalau dengan Skywave cukup 18 ribu saja atau 3 liter saja. Yah memang kenyamannya berbeda tapi semua bisa diatur. Misalnya kalau naik motor perlu proses "pengadaman" dulu setelah sampai karena memang selama dalam perjalanan panasnya luar biasa apalagi kalau macet, badan seperti direbus.
Oke mari kita ke judul di atas, pulang kampung naik sepeda motor? Kalau kampungnya tidak terlalu jauh misalnya ke sekitar pulau Jawa yah.. itu masih dalam jangkauan. Tapi bagaimana kalau pulang kampungnya ke Padang, Pekanbaru atau Medan yang jaraknya lebih dari 1,500 km, masih mungkinkah dengan menggunakan sepeda motor? Jawabnya sangat mungkin.
Saya pun sempat kaget ketika teman saya satu kampung beberapa waktu yang bercerita bahwa lebaran lalu dia kawan-kawan sebanyak 8 orang pulang kampung ke Payakumbuh SUMBAR dari Jakarta naik sepeda motor. Wow.... ini memang suatu yang mencengangkan buat saya. Dulu selama 8 tahun berturut-turut saya pulang ke Payakumbuh mengendarai mobil.. tapi capeknya minta ampun, diperlukan waktu antara 28 sampai 35 jam.
Bagaimana dengan menggunakan sepeda motor? menurut teman saya ini ternyata waktu tempuhnya juga hampir sama sekitar 35 jam. Bagaimana caranya, mereka setiap 2 atau 3 jam berhenti dan beristirahat sambil mendinginkan mesin. Pada malam hari mereka berhenti beberapa jam dan mereka banyak berjalan di siang hari.
Dari segi biaya pulang kampung dengan sepeda motor ongkosnya relatif rendah di bandingkan dengan naik mobil. Kalau dengan mobil yang rata-rata menggunakan bensin 1:10 maka untuk sekali jalan ke Payakumbuh berjarak 1,600 km diperlukan 160 liter bensin atau setara dengan 960 ribu rupiah, nah kalau naik motor diperlukan sekitar 40 liter (rata-rata 1:40) atau sekitar 240 ribu rupiah. Tapi kalau dihitung dari biaya perorangnya maka naik mobil masih lebih irit, kalau mobil dengan 7 penumpang 1 orang biayanya cuma 137,5 ribu rupiah!. Jadi mau naik apa pulang kampung kali ini? Jangan lupa diperhitungkan faktor resikonya, naik motor kalau sedikit saja oleng atau ngantuk bisa celaka.
Atau mau pulang kampung naik Moge atau Motor Gede? itu lebih asyik lagi, tapi tidak semua orang punya. Mungkin teman saya pak Yani yang bisa... Karena teman ini punya Moge jenis touring dan minggu depan ini mau tour bersama komunitasnya ke Bali naik Moge...
Saturday, August 2, 2008
Nasi Uduk Hj. Ellya
Anda suka nasi uduk? Bagi anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya tentunya Nasi Uduk bukan hal yang aneh karena banyak sekali warung dan restoran Nasi Uduk tersebar di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Mungkin di daerah lain jarang sekali kita menemui adanya warung Nasi Uduk.
Yah, Nasi Uduk adalah khas masakan Betawai dan yang menjualnya juga sebagian besar adalah orang Betawi. Banyak restoran Nasi Uduk yang terkenal terutama yang terdapat di daerah Kebon Kacang, Tanah Abang Jakarta pusat. Di salah satu gang terdapat sekitar 6 atau 7 warung Nasi Uduk yang menyajikan masakan yang enak-enak. Salah satu yang paling terkenal dan kami juga menjadi pelanggan adalah Nasi Uduk Hajin Saman... wah nikmatnya luar biasa, setiap kali makan disana bisa menghabiskan 3 atau 4 bungkus nasi.
Tulisan ini bukanlah untuk membahas lebih dalam tentang Nasi Uduk tapi kami ingin menceritakan mengenai cara bisnis dari salah seorang penjual Nasi Uduk yang sangat sukses. Orang ini sekarang adalah kenalan keluarga kami.
Sebelum kami berkenalan secara dekat dengannya, sekitar 6 atau 7 tahun yang lalu kami hanya tahu tempat usahanya yang demikian ramai yang sering membuat macet jalan.
Yah beliau bernama Hj. Ellya, tanpa disangka sekarang kami mengenal beliau dengan sangat dekat sekali karena beliau sekeluarga adalah nasabah kami untuk asuransi jiwa.
Hj. Ellyah adalah pemilik restoran yang menggunakan namanya sendiri Nasi Uduk Hj. Ellya yang terletak di Jl. Pesanggrahan, Kedoya Jakarta barat. Kalau anda menuju ke kawasan Puri Indah dan Kedoya dari arah Kebon Jeruk maka restoran ini terletak setelah jembatan layang Arjuna kira-kira 100 meter sebelah kiri.
6 tahun yang lalu ketika restoran ini pertama kali di buka kami sudah terkagum-kagum karena begitu ramainya restoran ini, tidak pernah sepi dari pagi sampai malam, saking ramainya kami perlu menunggu 2 bulan untuk bisa mendapat giliran mencicipi hidanganya. Walau lokasi restoran ini jauh dari rumah kami tapi dulu kami sering ke dearah itu karena kami mempunyai beberapa orang team kerja di di Puri Indah dan sekitarnya. Sejak itu kami terus berfikir ingin berkenalan dengan pemiliknya. Sekarang Alhamdullilah kami sudah berkenalan dan bahkan rasanya kami seperti sahabat saja karena hampir tiap minggu Yuni my wife bertemu dengannya.
Kunci Suksesnya
Tidak semua bisnis sukses bukan? anda pasti sependapat dengan kami. Tapi bisnis Hj Ellya ini memang luar biasa, mereka meraih sukses dari sejak pertama kali dibuka hingga hari ini. Padahal kalau dilihat dari awalnya tidak ada orang yang memperkirakan bahwa mereka akan meraih sukses seperti ini. Mereka membuka usaha di tempat yang sepi karena waktu itu tidak ada orang yang membuka restoran di tempat itu. Saking tidak ada yang mau buka usaha sehingga tanah tempat restoran itu saat ini berada di jual murah oleh yang punya tanah.
Kalau dilihat dari cita rasanya juga tidak terlalu istimewa dan tidak terlalu berbeda dengan yang dijual di warung-warung yang lain.
Setiap hari mereka melayani hampir 500 orang di hari biasa dan bisa mencapai 1000 orang pada hari libur dan week end. Omsetnya dihari biasa sekitar 8 s/d 10 juta dan 15 s/d 20 juta di hari libur dan week end, luar biasa! Keuntungannya sudah bisa ditebak, pasti sangat besar karena ongkos "produksi" sangat rendah bahkan lebih rendah dari yang lain karena Hj. Ellya sudah mempunyai kontrak pembelian ayam, beras, tahu/tempe serta yang lain-lainnya dalam jumlah besar. Dari hasil penjualannya itu sekarang Hj. Ellya mempunyai asset 5 buah rumah mewah, sejumlah mobil, seabrek sepeda motor termasuk Motor Gede karena sang suami adalah penggemar Moge.
Kunci suksesnya yang dapat kami ambil dari Hj. Ellya adalah ketekunan ibadah dan ketaatannya kepada Allah. Beliau seorang ahli ibadah, setiap pagi beliau sholat dhuha minimal 12 rakaat, zikir dan sedekah setiap hari. Terkadang my wife merasa terlalu lama menunggu bu Ellya selesai sholat karena rakaatnya yang banyak dan zikirnya yang lama.
Kunci sukses Hj. Elliya ini perlu ditiru karena sangat sederhana dan mudah, cukup dengan meningkatkan hubungan dengan Allah yang maha pengasih dan penyayang dengan sholat dan zikir, mau????
Yah, Nasi Uduk adalah khas masakan Betawai dan yang menjualnya juga sebagian besar adalah orang Betawi. Banyak restoran Nasi Uduk yang terkenal terutama yang terdapat di daerah Kebon Kacang, Tanah Abang Jakarta pusat. Di salah satu gang terdapat sekitar 6 atau 7 warung Nasi Uduk yang menyajikan masakan yang enak-enak. Salah satu yang paling terkenal dan kami juga menjadi pelanggan adalah Nasi Uduk Hajin Saman... wah nikmatnya luar biasa, setiap kali makan disana bisa menghabiskan 3 atau 4 bungkus nasi.
Tulisan ini bukanlah untuk membahas lebih dalam tentang Nasi Uduk tapi kami ingin menceritakan mengenai cara bisnis dari salah seorang penjual Nasi Uduk yang sangat sukses. Orang ini sekarang adalah kenalan keluarga kami.
Sebelum kami berkenalan secara dekat dengannya, sekitar 6 atau 7 tahun yang lalu kami hanya tahu tempat usahanya yang demikian ramai yang sering membuat macet jalan.
Yah beliau bernama Hj. Ellya, tanpa disangka sekarang kami mengenal beliau dengan sangat dekat sekali karena beliau sekeluarga adalah nasabah kami untuk asuransi jiwa.
Hj. Ellyah adalah pemilik restoran yang menggunakan namanya sendiri Nasi Uduk Hj. Ellya yang terletak di Jl. Pesanggrahan, Kedoya Jakarta barat. Kalau anda menuju ke kawasan Puri Indah dan Kedoya dari arah Kebon Jeruk maka restoran ini terletak setelah jembatan layang Arjuna kira-kira 100 meter sebelah kiri.
6 tahun yang lalu ketika restoran ini pertama kali di buka kami sudah terkagum-kagum karena begitu ramainya restoran ini, tidak pernah sepi dari pagi sampai malam, saking ramainya kami perlu menunggu 2 bulan untuk bisa mendapat giliran mencicipi hidanganya. Walau lokasi restoran ini jauh dari rumah kami tapi dulu kami sering ke dearah itu karena kami mempunyai beberapa orang team kerja di di Puri Indah dan sekitarnya. Sejak itu kami terus berfikir ingin berkenalan dengan pemiliknya. Sekarang Alhamdullilah kami sudah berkenalan dan bahkan rasanya kami seperti sahabat saja karena hampir tiap minggu Yuni my wife bertemu dengannya.
Kunci Suksesnya
Tidak semua bisnis sukses bukan? anda pasti sependapat dengan kami. Tapi bisnis Hj Ellya ini memang luar biasa, mereka meraih sukses dari sejak pertama kali dibuka hingga hari ini. Padahal kalau dilihat dari awalnya tidak ada orang yang memperkirakan bahwa mereka akan meraih sukses seperti ini. Mereka membuka usaha di tempat yang sepi karena waktu itu tidak ada orang yang membuka restoran di tempat itu. Saking tidak ada yang mau buka usaha sehingga tanah tempat restoran itu saat ini berada di jual murah oleh yang punya tanah.
Kalau dilihat dari cita rasanya juga tidak terlalu istimewa dan tidak terlalu berbeda dengan yang dijual di warung-warung yang lain.
Setiap hari mereka melayani hampir 500 orang di hari biasa dan bisa mencapai 1000 orang pada hari libur dan week end. Omsetnya dihari biasa sekitar 8 s/d 10 juta dan 15 s/d 20 juta di hari libur dan week end, luar biasa! Keuntungannya sudah bisa ditebak, pasti sangat besar karena ongkos "produksi" sangat rendah bahkan lebih rendah dari yang lain karena Hj. Ellya sudah mempunyai kontrak pembelian ayam, beras, tahu/tempe serta yang lain-lainnya dalam jumlah besar. Dari hasil penjualannya itu sekarang Hj. Ellya mempunyai asset 5 buah rumah mewah, sejumlah mobil, seabrek sepeda motor termasuk Motor Gede karena sang suami adalah penggemar Moge.
Kunci suksesnya yang dapat kami ambil dari Hj. Ellya adalah ketekunan ibadah dan ketaatannya kepada Allah. Beliau seorang ahli ibadah, setiap pagi beliau sholat dhuha minimal 12 rakaat, zikir dan sedekah setiap hari. Terkadang my wife merasa terlalu lama menunggu bu Ellya selesai sholat karena rakaatnya yang banyak dan zikirnya yang lama.
Kunci sukses Hj. Elliya ini perlu ditiru karena sangat sederhana dan mudah, cukup dengan meningkatkan hubungan dengan Allah yang maha pengasih dan penyayang dengan sholat dan zikir, mau????
Subscribe to:
Posts (Atom)